Pembangunan pembangkit
listrik di kawasan Sumatera semakin banyak seperti contohnya proyek PLTU
Mulut Tambang di Sumatera Selatan. Hal itu dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan listrik di Sumatera. - Es Cincau
Deputi Menteri PPN/Bappenas Bidang
Sarana dan Prasarana, Dedy Priatna, mengatakan, jika seluruh pembangkit
di Sumatera itu telah selesai dibangun, diperkirakan kapasitas listrik
yang dihasilkan bisa mencapai 3.000 megawatt. - Resep Kue
“Kalau sampai
kabel laut ini tidak ada, mau dikemanakan 3.000 megawatt itu? Untuk
seluruh Sumatera, itu kegedean,” katanya menjelaskan pentingnya dibangun
high-voltage, direct current (HVDC), ditemui wartawan di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (19/6/2014).
Dedy
mengatakan, jika pembangunan kabel HVDC itu terlambat, maka pemerintah
Indonesia terancam dituntut perusahaan swasta yang membangun pembangkit
listrik.
Dia mengatakan, dalam kontrak pembangunan pembangkit
listrik, pemerintah Indonesia menjamin listrik yang dihasilkan
perusahaan swasta bisa terserap 60 hingga 70 persen oleh PLN.
“Karena
kalau enggak dibeli PLN, dia (investor) engga bisa balikin (modal). Itu
jaminan investasi di Indonesia, sehingga kabel HVDC ini wajib jadi,”
ujarnya.
Dengan adanya kabel HVDC, listrik yang dihasilkan
pembangkit listrik di Sumatera, bisa dialirkan ke Jawa. Sebagai
informasi, proyek ini diperkirakan menelan 2,12 miliar dollar AS yang
akan didanai dalam 4 tahap. Adapun tahap 1 dan 2 sudah dilakukan dengan
pinjaman lembaga donor Jepang, sebesar Rp 1,19 miliar dollar AS.
Sementara itu, tahap 3 dan 4 masih harus mendapat persetujuan dari
Presiden melalui rapat terbatas.
Dedy mengatakan, pemerintah
berencana mendanai tahap 3 dan 4, karena PT PLN sudah tidak mempunyai
kemampuan pinjam. Dia bilang PT PLN ingin membangun HVDC untuk mengejar
penyerapan listrik pembangkit hingga 70 persen.
“Karena di-blue book,
maka menjadi pinjaman pemerinta. Sehingga nantinya PLN nya bayar ke
pemerintah. PLN bisa bayar dengan hasil subsidi yang dibayarkan,”
ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar